Kamis, 24 April 2014

Bagaimana Cara Budidaya PADI SAWAH ?.


VARIETAS DAN KEBUTUHAN BENIH 

Tulisan ini disadur sebelum Padi Inpari dan Inpara diterbitkan oleh Pemerintah. Secara Umum kriteria benih yang sepadan dengan yang dicantumkan disini bisa dilihat dalam presentasi ini, silahkan klik disini. Dan jika Anda membutuhkan pertimbangan paling mendasar untuk budidaya tanaman padi silahkan klik link tersebut diatas tadi, didalamnya Anda akan mendapatkan keterangan tentang ekosistem padi dan beberapa tips paling direkomendasikan untuk petani agar mereka semua memahami bagaimana budidaya padi sawah. Jika Anda membutuhkan detail angka untuk Kebutuhan Pemupukan Padi Sawah, silahkan hitung  kebutuhan pupuk untuk Pertanaman Padi Anda menurut petunjuk web tersebut.

Pergiliran varietas harus dilaksanakan guna memperpanjang sifat ketahanan suatu varietas atas serangan hama dan penyakit tertentu. Hama dan penyakit utama seperti wereng coklat, virus tungro, bakteri hawar daun atau kresek (Xanthomonas capetris sp) dan blast (Pyricularia oryzae) dikendalikan dengan penerapan pergiliran varietas. Beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan dalam memilih varietas di wilayah hamparan tertentu:

  1. Varietas umur sedang 120-130 hari, agar tidak mengganggu pola tanam.
  2. Benih bermutu baik dengan daya tumbuh > 90%, campuran varietas lain (cvl) kurang dari 1%. Benih berasal dari produsen yang dapat dipercaya.
  3. Kebutuhan benih 30-35 kg/ha untuk cara pindah dan jajar legowo 35-40 kg/ha.
  4. Di daerah endemis serangan penyakit tungro dapat dipilih varietas Memberamo, IR-66, dan IR-74.
  5. Di daerah endemis serangan wereng coklat dapat dipilih varietas: Memberamo, Digul, Barumun, Way Apo Buru, Widas dan Ketonggo (ketan).
  6. Di daerah endemis penyakit hawar daun bakteri dianjurkan menggunakan varietas: Way Apo Buru, Krueng Aceh, Memberamo, Cilosari, Cibodas, Maros dan Widas.
  7. Memberamo lebih sesuai ditanam pada musim hujan (MH II) atau musim gadu (MK I). Bila terpaksa ditanam pada musim hujan, kurangi penggunaan pupuk N (urea/Za) selain pengairan dibuat secara berkala atau terputus-putus.
  8. Untuk daerah yang tidak terjadi masalah serangan hama dan penyakit varietas yang dipilih : IR-64, Way Apo Buru dan Widas pada MH, pada MK II varietas Memberamo, Widas/Way Apo Buru.
  9. Sawah tadah hujan dapat ditanam varietas Grata, Way Rarem, Towuti, IR-64 dan IR-36.
Untuk mengetahui beberapa varian terbaru dari Jenis Padi Irigasi dapat dipelajari dalam web berikut ini. Silahkan klik disini.



PERSEMAIAN DAN BIBIT 

Penting untuk diperhatikan dalam membuat pesemaian agar diperoleh bibit yang sehat/kuat antara lain:

  1. Untuk setiap 1 hektar pertanaman padi, area pesemaian yang disiapkan seluas 4-5% (1/20-1/25 nya atau 400-500m2). 
  2. Pesemaian dibuat pada area yang mudah di airi dan mudah pula air dibuang, tidak ternaungi, dan tidak di area bekas serangan tungro dan penggerek batang. Jika terpaksa pada area bekas serangan hama tersebut, pemberian bahan organik berupa batang pisang harus diperbanyak.
  3. Hindarkan pembuatan pesemaian dekat lampu agar tidak menarik hama wereng dan penggerek batang.
  4. Penyiapan area persemaian: 
    • Lebar persemaian 1 – 1,5 m dengan panjang sesuai petakan, umumnya sekitar 10 – 20 m. Cangkul/bajak/traktor lahan secara sempurna. Bersamaan dengan kegiatan tersebut sebarkan merata kompos matang [yang sudah diproses dengan menggunakan Ragi Kompos] sebanyak 1 zak [50 kg].
    • Lebih dianjurkan sebelum disebarkan, kompos dicampur dengan batang pisang yang sudah dicacah lembut sebanyak 20 kg ditambah satu sendok makan Ragi Kompos yang sudah dicampur air 10 liter. Campuran cacahan batang pisang & ragi kompos disebar bersamaan dengan penyebaran kompos secara merata. 
    • Untuk menggemburkan lahan persemaian agar memudahkan pencabutan bibit, dan mengurangi kerusakan akar pada bibit dapat ditambahkan sekam padi sebanyak 1 kg per m2, perlakuan ini juga sekaligus menambah asupan bahan organik dan unsur silica yang memberikan ketahanan bagi batang tanaman padi terhadap serangan hama penggerek batang. 
    • Haluskan butiran-butiran tanah dengan cara digaru sehingga melumpur, biarkan selama 2-3 hari untuk kemudian siap ditebari benih yang sudah dipersiapkan.
  5. Cara memilih benih yang baik: 
    • Sediakan air bercampur garam [1 liter air + 30 gram garam]. Jumlah air dan garam disesuaikan dengan jumlah benih yang akan direndam. 
    • Rendam benih dalam air/larutan garam ± 10 menit. Ambil benih yang tenggelam sebagai calon bibit, dan benih yang melayang, mengapung/mengambang dibuang karena kualitasnya tidak baik.
  6. Benih yang sudah diseleksi kemudian di rendam lagi dalam air hangat kuku yang sudah diberi Pupuk Organik Cair [POC] Nutrizim 10cc [1 tutup] per 10 liter air selama 6 – 10 jam [semalam]. Tiriskan kemudian peram dengan menggunakan karung goni/karung plastik bekas berpori selama ± 12 jam. Terangi dengan menggunakan lampu pijar 25 watt berjarak 30cm dari peraman. Secara serempak dan seragam benih akan tumbuh tunasnya dan siap disebar/disemai. Sisa air rendaman yang berisi larutan POC Nutrizim sebaiknya disiramkan pada lahan untuk persemaian.
  7. Benih disemaikan pada area persemaian yang telah disiapkan, usahakan ditutup dengan mulsa jerami. Setelah benih tumbuh setinggi ± 5 cm atau kurang lebih 5 hari, semprot benih dengan 10cc POC Nutrizim + 10cc PessO Plus dalam tangki sprayer 14 liter, sebaiknya nozel ditutup rapat agar menghasilkan semprotan kabut [mist], semprot secara merata dan ulangi setiap 5 hari sekali.
  8. Untuk daerah endemis serangan wereng coklat, penggerek batang dan tungro, benih sebaiknya diperlakukan dengan cara disemprot dengan Pestisida Organik PessO Plus! 10cc per tangki sprayer [14 liter], semprot secara kabut setiap 3-4 hari sekali, setelah benih tumbuh setinggi 5 cm.
  9. Pemupukan pesemaian jika perlu dengan 1 kg Urea + 1 kg SP-36 + KCl 1 kg setiap 500 m2 diberikan 5 hari setelah tabur benih, jika penyebarannya diperkirakan tidak merata dapat dicampur dengan abu sekam hasil pembakaran batu-bata.
  10. Bibit dipindahkan pada umur 15 - 20 hari. Cabut benih secara hati-hati yakni secara miring/diagonal jangan tegak lurus supaya tidak merusak akar dan berakibat tanaman stress. Bersihkan bibit yang sudah dicabut dari lumpur yang menempel dengan menggunakan air secara hati-hati agar akar tidak rusak.
  11. Penanaman pada lahan sebelum bibit ditanam supaya dicelup dalam larutan 10cc POC Nutrizim + 10cc PessO Plus dalam 10 liter air, rendam/celup selama 2-3 menit.
  12. Bibit yang menunjukkan gejala penyakit tungro (warna daun kuning kemerahan dan kaku) atau adanya gejala ganjur sebaiknya tidak ditanam.

PENGOLAHAN LAHAN

Prinsip: Pengolahan lahan yang sempurna akan memberikan kecukupan hara bagi tanaman dan membuat agroekosistem lahan padi sawah menjadi tetap lestari, produksi meningkat dan serangan hama/penyakit menjadi sangat jauh berkurang. Pengolahan tanah yang baik akan menjadikan media tumbuh yang baik bagi tanaman, dan juga berfungsi sebagai tindakan pengendalian gulma. Anjuran pengolahan tanah sesuai budaya kami adalah sebagai berikut:

  1. Dianjurkan menambah 1,5-2 ton/ha bahan organik (pupuk kandang/kompos yang telah diolah dengan menggunakan Ragi Kompos) diberikan sebelum pengolahan tanah I atau maksimum pada saat pelumpuran/perataan tanah, jika terpaksa pemberian bahan organik dapat diberikan maksimum 10 hari setelah tanam, meskipun agak kurang ideal. Silahkan klik, Cara Mudah memperoleh penambahan Bahan Organik ke Sawah.
  2. Tanah berat dibajak dua kali, arah bajakan membentuk garis silang tegak lurus, kedalaman bajak 15 - 20 cm. Tanah ringan pembajakan dilakukan satu kali dan digaru satu kali pada kedalaman sekitar 25 cm.
  3. Untuk melumpurkan dan meratakan lahan, tanah dirotari dan di "gelebek" satu atau dua kali. Bila tidak terdapat rotari bisa dicangkul atau dilakukan penggaruan.
  4. Gulma dan sisa tanaman diambil dan disingkirkan dari petakan sawah.
  5. Jika terdapat sisa-sisa jerami sebaiknya diproses langsung dilahan untuk dijadikan kompos, metode pembuatan kompos jerami dilahan dengan menggunakan Ragi Kompos diuraikan tersendiri.
  6. Untuk menetralkan tanah dari racun-racun kimia yang sudah lama mengendap, berikan pada lahan batang pisang yang sudah dipanen buahnya [buah, batang, daun, dan bonggol pisang – bisa diberikan semua]. Kebutuhan batang pisang adalah minimum 10 batang per hektar. Cacah batang pisang tersebut (tidak perlu harus lembut) dan berikan cairan Ragi Kompos [1 sedok makan ragi kompos + 10 liter air] dengan cara disiramkan. Aduk dan sebarkan pada lahan secara merata pada saat sebelum ditraktor/saat traktor/saat garu.
  7. Jika lahan yang diolah merupakan bekas serangan tungro dan penggerek batang ataupun serangan hama yang cukup parah perlu ditambahkan 2,5 kg – 5 kg bubuk “C-Sun” per hektar (bahan organik dan mineral khusus produksi Klinik untuk netralisasi lahan dan pencegahan terhadap serangan hama tersebut).
  8. Jika pemberian bahan organik masih terlalu sedikit sebaiknya perlu ditambahkan Ragi Kompos dengan dosis 5 botol per hektar, dengan cara buat larutan Ragi Kompos dalam bentuk pekat campur pada bahan organik/kompos kemudian disebarkan merata pada lahan.
  9. Untuk keserempakan saat tanam, waktu yang diperlukan saat pengolahan tanah pertama hingga lahan siap tanam sekitar 2 minggu.

PENANAMAN 


Penanaman dapat dilakukan dengan cara pindah biasa (TAPIN = Tanam Pindah) sistem TEGEL atau JAJAR LEGOWO:



  1. Saat tanam diupayakan tanam serempak dalam areal atau hamparan yang luas - penjadwalan memanfaatkan kelompok tani atau gapoktan desa atau kecamatan atau beberapa kecamatan, dalam suatu hamparan seluas ± 50 ha diusahakan selesai sekitar 10 hari.
  2. Pembuatan jarak tanam dilakukan dengan menggunakan garetan atau "blak" yang telah ditentukan j`rak tanamnya.
  3. Tanam Pindah (Tapin) dengan sistem Tegel sebagai berikut:
    • Jarak tanam: 20 x 20cm atau 22,5 x 22,5cm atau 25 x 25cm.
    • Jarak tanam disesuaikan dengan varietas dan tingkat kesuburan tanah. 
    • Gunakan bibit 2-3 bibit/rumpun yang berumur 15-20 hari, dengan pertimbangan – sudah lazim dipraktekan oleh kami.i. bibit akan cepat pulih dari stress ii. akar akan lebih kuat dan dalam iii. tanaman akan menghasilkan anakan produktif yang lebih banyak iv. tanaman akan lebih tahan terhadap rebah v. tanaman akan lebih tahan terhadap kekeringan vi. tanaman akan menyerap pupuk lebih hemat sesuai kebutuhan.
  4. Tanam Pindah (Tapin) dengan sistem Jajar Legowo sebagai berikut: 


    • Jarak tanam Legowo I: 2:1 yakni 40 x 20 x 10cm, cara tanam berselang-seling 2 baris dan 1 baris kosong. Jarak antar baris tanaman yang dikosongkan disebut satu unit. Untuk sistem Legowo 2:1, populasi (jumlah) tanaman tidak berubah (sama dengan TAPIN tegel 20 x 20 cm.
    • Cara Membuat ATAJALE 
      (Alat Tanam Jejer Legowo/Caplok Legowo) 
      versi seorang rekan Penyuluh Pertanian

      BAHAN DAN ALAT  YANG DIBUTUHKAN
      A.  Alat yang dibutuhkan meliputi
      Ø  Gergaji
      Ø  Palu
      Ø  Pahat
      Ø  Serut
      Ø  Pisau/Bedog
      Ø  Bor
      Alat Penanda Tanam Jejer Legowo
      B.  Bahan Yang dibutuhkan
      Ø  Papan 2 lembar (2 m x 20 cm x 2 cm)
      Ø  Kaso 3 buah (2 m x 4 cm x 5 cm)
      Ø  Paku secukupnya
      Ø  Bambu
      Keterangan :
      Ukuran panjang kaso tergantung pada jarak tanam legowo contoh legowo 2 (50 x 25 x 12,5) tidak sama panjangnya dengan legowo 2 (40 x 20 x 10)

      CARA PEMBUATAN CAPLAK LEGOWO PRAKTIS
      Tahap ke 1
      1.     Papan diserut sampai bersih, kemudian papan tersebut dibuatkan roda (lingkaran) sebanyak 8 buah
      2.    Roda (lingkaran) yang sudah jadi, ditengahnya dibuatkan lobang sesuai dengan ukuran as
      3.    Ambil kaso kemudian diserut sampai bersih dan dibuatkan as dan rangka
      4.    Ambil kaso kemudian serut sampai bersih dan dibuatkan gagang (untuk menarik)
      5.    Ambil papan kemudian dibikin capit turang dengan ukuran panjang 20 cm lebar 5 cm sebanyak 3 buah di dekat ujung bawah di kasih lubang.

      C.  Kebutuhan dalam pembuatan Caplak Legowo Praktis yang harus ada
      Ø  Roda 8 buah
      Ø  AS 1
      Ø  Capit Hurang 3 buah
      Ø  Rangka i
      Ø  Jari-jari dari bambu 8 buah
      Ø  Gagang untuk narik
      Keterangan :
      Panjang AS harus sama dengan rangka kemudian panjang AS dan rangka tergantung kepada jarak tanam legowo

      CARA PEMBUATAN CAPLAK LEGOWO PRAKTIS TAHAP KE 2
      1.     Roda yang 8 buah dimasukan ke AS diatur dengan jarak tanam legowo sesuai dengan kebutuhan misal legowo 2 dengan jarak tanam 25 cm x 50 cm
      2.    Roda yang sudah dimasukan ke AS yang sudah diatur dengan jarak tanam kemudian roda tadi dipasang jari-jari (bambu) yang 8 buah dengan jarak sesuai dengan keinginan misalkan 12,5 cm
      3.    Capit hurang yang 3 tadi dipasangkan ke rangka di ujung dan ditengah dan di ujung
      4.    Capit hurang yang sudah dipasangkan kerangka tadi dipasangkan dengan AS yang sudah ada roda dan jari-jarinya ujung AS dan capit hurang yang s udah di lubangi kemudian di paku ku AS ujung kiri dan kanan kemudian rangka tadi diberi gagang gunanya untuk menarik.
    • Gunakan bibit 2-3 bibit/rumpun yang berumur 15-20 hari, dengan pertimbangan – juga sudah lazim dipraktekan oleh kami : 
      • bibit akan cepat pulih dari stress, akar akan lebih kuat dan dalam 
      • tanaman akan menghasilkan anakan produktif yang lebih banyak 
      • tanaman akan lebih tahan terhadap rebah serta lebih tahan terhadap kekeringan 
      • semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir  memberi hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir). 
      • pengendalian hama, penyakit dan gulma lebih mudah. 
      • menyediakan ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpul keong mas, atau untuk mina padi. 
      • tanaman akan menyerap pupuk lebih berdaya guna serta hemat sesuai kebutuhan 
  5. Baik penanaman TAPIN maupun JAJAR LEGOWO, pada saat menanam bibit pada lahan sebaiknya menggunakan metode L agar letak perakaran bibit tetap pada posisi di bawah bibit. Penanaman dengan cara menancapkan tegak lurus akan berakibat letak akar menghadap ke atas yang dapat berakibat tanaman cepat stress, sehingga membutuhkan waktu lama untuk fase pemulihannya.


PENYIANGAN


  1. Penyiangan gulma (rumput/tanaman pengganggu) diperlukan untuk: 
    • Mengurangi persaingan antara gulma dengan tanaman dalam hal kebutuhan hara, sinar matahari dan tempat.
    • Memutus perputaran hidup (siklus) gulma.
    • Mencegah terbentuknya tempat berkembang bagi serangga hama, penyakit, dan tikus.
    • Mencegah tersumbatnya saluran dan aliran air irigasi
    •  Beberapa jenis gulma akarnya dapat mengeluarkan racun bagi akar tanaman padi [efek alelopati].
  2. Penyiangan dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma dengan tangan atau menggunakan "osrok"/ landak:
    • Dilakukan pada umur 10-15 hari setelah tanam dan dilanjutkan pada umur 20-25 hari setelah tanam.
    • Dilakukan pada saat kondisi tanah macak-macak dengan ketinggian air 2-3 cm.
    • Gulma yang terlalu dekat dengan tanaman padi sebaiknya dicabut dengan tangan.
    • Dilakukan dua arah yaitu diantara dan dibarisan tanaman
  3. Penggunaan "osrok"/ landak mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
    •  Ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia
    • Lebih ekonomis, hemat tenaga kerja dibandingkan penyiangan dengan tangan.
    • Meningkatkan udara di dalam tanah dan merangsang pertumbuhan akar padi lebih baik.
    • Apabila dilakukan bersamaan atau segera setelah pemupukan akan membenamkan pupuk ke dalam tanah, sehingga pemberian pupuk lebih hemat
    • Pembenaman gulma (rumput) ke tanah perlu dilakukan untuk mencegah tumbuh kembali dan menambah kandungan bahan organik di tanah.

PENGAIRAN 

Penerapan pengairan berselang atau terputus adalah pengaturan kondisi lahan tanam secara berselingan dari kondisi tergenang/basah ke kondisi kering, bergantian dalam jangka waktu tertentu. Teknik ini mempunyai manfaat antara lain:

  1. Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi menjadi lebih luas.
  2. Memberi kesempatan kepada akar untuk mendapatkan udara sehingga dapat berkembang lebih dalam.
  3. Mencegah timbulnya keracunan zat besi.
  4. Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat pertumbuhan akar.
  5. Mengaktikan jasad renik mikroba yang bermanfaat.
  6. Mengurangi kerebahan tanaman
  7. Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah).
  8. Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen.
  9. Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah).
  10. Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang, dan mengurangi kerusakan tanaman padi karena tikus.
Teknik pelaksanaan pengairan berselang atau terputus adalah sebagai berikut:

  1. Tanam bibit dalam kondisi macak-macak
  2. Secara berangsur tanah diairi 2-5 cm sampai tanaman berumur 10 hari.
  3. Biarkan tanah mengering dengan sendirinya, tanpa diairi, biasanya membutuhkan waktu 5-6 hari,
  4. Setelah permukaan tanah retak selama 1 hari, sawah kembali diairi setinggi 5 cm.
  5. Biarkan sawah mengering sendiri tanpa diairi (5-6 hari), lalu diairi air setinggi 5 cm, demikian seterusnya sampai tanaman masuk ke tahap pembungaan.
  6. Sejak fase keluar bunga sampai 10 hari sebelum panen, lahan terus diairi setinggi 5 cm, kemudian lahan dikeringkan.
Teknik pelaksanaan pengairan berselang atau terputus membutuhkan persyaratan atau bergantung pada:

  1. Jenis tanah, tanah yang tidak bisa menahan air (berpasir) sebaiknya hati-hati dalam menerapkan cara pengairan berselang. Demikian pula untuk jenis tanah berat.
  2. Pola pengaturan air/pergiliran air di wilayah setempat. Jika pergiliran perolehan air sudah ditetapkan berselang 3 hari sekali, maka pola pengairan yang sudah ada diikuti saja, tidak perlu merubah kebiasaan.
  3. Pada lahan sawah yang sulit dikeringkan karena drainase yang jelek, pengairan berselang tidak perlu dilakukan.

PEMUPUKAN

Prinsip: Pemupukan sangat dianjurkan menggunakan pupuk alami/pupuk organik/pupuk hayati baik berupa padat maupun cair dengan membuat sendiri atau membeli pada lembaga/kelompok yang dapat dipercaya, yang bersedia melakukan pendampingan pada petani. Penggunaan pupuk organik dengan membuat sendiri akan memberikan penghematan yang sangat nyata selain aman bagi lingkungan dan kelestarian dan produktivitas lahan dapat dikembalikan tingkat kesuburannya. Berdasarkan pengalaman pada lahan yang kandungan bahan organik (BO) ± 5% maka lahan tersebut sudah tidak memerlukan pupuk apapun karena tingkat kesuburan tanahnya sudah tinggi, dengan kata lain lahan/tanah tersebut sudah hidup/sehat. Pola pemupukan yang dilakukan oleh kami adalah melalui teknik pengurangan pemakaian pupuk kimia dari 50% sampai 80% bahkan pada tingkatkan teknik tertentu bisa menghapuskan penggunaan pupuk kimia sampai nol persen dengan hasil tetap bahkan meningkat (bergantung dari sejarah lahan)!. Sejarah lahan juga akan diperkuat dengan adanya analisa  lahan yang dilakukan oleh Penyuluh-penyuluh Pertanian atau Petugas-petugas Pertanian setempat lainnya (dengan memanfaatkan PUTS). Lebih sederhananya, Anda juga dapat pula memanfaatkan PUPS, aplikasi komputer ini dapat memudahkan Anda menganalisis secara faktual dari data yang Anda miliki untuk menganalisa kebutuhan pupuk tanah Sawah Anda, silahkan bisa didownload disini.

bisa Anda dapatkan melalui 081249412121


  1. Penggunaan pupuk dari batang pisang telah dijelaskan diatas pada materi pengolahan lahan.
  2. Penggunaan kompos jerami dianjurkan dengan cara membuat sendiri apabila terdapat jerami sisa panen yang tidak diambil untuk makanan ternak, sebaiknya jerami tersebut diproses menjadi pupuk kompos jerami, jangan dibakar. Pembakaran jerami hanya diperoleh manfaat berupa abu (mineral) akan lebih bermanfaat dan berdaya guna apabila diolah menjadi pupuk kompos jerami, selain itu pembakaran dapat mengakibatkan polusi udara serta meningkatkan efek pemanasan global (global warming). Pembuatan kompos jerami dilakukan ± 2 minggu sebelum tanam sehingga memberikan kesempatan proses pengomposan jerami lebih sempurna.
  3. Penggunaan pupuk organik dari kotoran ternak dianjurkan dengan cara membuat sendiri apabila memiliki ternak peliharaan, selain menjaga sanitasi/kebersihan kandang, pemrosesan limbah ternak juga bermanfaat bagi lahan karena menyediakan bahan organik matang dan suplai unsur hara lengkap/komplit.
  4. Aplikasi pupuk organik cair Nutrizim dilakukan sebagai berikut:
    • Sejak awal pembibitan/persemaian sampai pada pemeliharaan. Pada tahap persemaian dilakukan perendaman benih dengan dosis 10cc per 10 liter air selama 6 – 10 jam.
    • Kemudian pada saat pencabutan bibit untuk ditanam di lahan setelah dibersihkan, bibit direndam dengan larutan Nutrizim dosis 10cc per 10 liter air, rendam selama 2-3 menit. 
    •  Pada saat usia persemaian 6 hari atau tinggi bibit sekitar ± 5 cm semprot dengan Nutrizim 10cc dalam 14 liter air/sprayer. Perlu diperhatikan lubang nozel supaya ditutup rapat agar semprotan yang keluar dalam bentuk kabut (mist), semprot secara pelan dan merata. Jika di daerah tersebut diperkirakan terjadi endemi hama wereng dan sejenisnya, penyemprotan sebaiknya digabungkan dengan pestisida organik PessO Plus dengan dosis 10cc per 14 liter air/sprayer. Perlakuan tersebut diulangi 5-6 hari sekali. 
    •  Penyemprotan dengan menggunakan Nutrizim selanjutnya dilakukan setelah 7 hari setelah tanam dengan dosis 30cc per 14 liter air/sprayer seterusnya diulangi setiap minggu sekali, sampai bulir padi masak susu.
  5. Aplikasi zat perangsang tumbuh Nutrizim PTO dilakukan pada minggu ke 5 setelah tanam dan minggu ke 7 setelah tanam dengan dosis 10cc per 14 liter air/sprayer.
  6. Penggunaan zat perekat-perata-pembawa-penembus 4Plus dapat digabungkan pada saat aplikasi Nutrizim dan/atau PessO Plus dan/atau Nutrizim PTO dengan dosis 10cc per 14 liter air/sprayer.
  7. Penggunaan Nutrizim, Nutrizim PTO, PessO Plus ditambah perekat 4Plus dapat digabungkan secara bersama-sama untuk menghemat biaya tenaga kerja dengan tetap memperoleh hasil optimum.
  8. Penggunaan pupuk kimia pabrik adalah sebagi berikut:

    • Untuk pupuk urea 50 kg dibagi menjadi 30 kg diberikan dengan cara disebar pada usia 8-15 hari setelah tanam (HST), jika dirasa penyebaran urea tidak akan merata dalam satu hektar dapat ditambah dengan bubuk batu-bata atau abu dapur/sekam secukupnya, campur dengan urea agar rata dan sebarkan pada lahan secara merata.
    • Sisa pupuk urea sebanyak 20 kg dapat diberikan melalui teknik semprotan dengan persyaratan harus diberikan bersamaan dengan penyemprotan pupuk organik cair Nutrizim. Campur 2 sendok makan penuh urea ditambah 30 cc Nutrizim, semprotkan pada saat usia tanaman 15 HST, diulangi seminggu sekali sampai usia tanaman 45 HST. Penyemprotan pupuk urea secara tunggal sangat tidak dibenarkan karena dapat mengakibatkan daun terbakar.
    • Untuk pupuk TSP/SP-36 dan KCl masing-masing sebanyak 10 kg diberikan dua tahap, pertama pada saat pengolahan lahan diberikan masing-masing 5 kg disebarkan bersamaan pada saat pengolahan lahan atau maksimum 1 hari sebelum tanam. Sisanya sebesar masing-masing 5 kg dapat diberikan bersamaan pada saat pemberian pupuk urea secara sebar yakni 8-15 (HST)
    • Teknik-teknik lanjutan berdasarkan kearifan tradisional maupun spesifik lokasi dapat menghubungi PPL setempat di wilayah anda.
berikut beberapa presentasi kami dalam youtube, tentang pemupukan :
  • TIPS PEMUPUKAN PERTAMA, Pada 8 sampai dengan 15 hari setelah tanam :




PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Prinsip: Pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) merupakan syarat mutlak untuk penerapan teknologi kami, mencakup strategi pengendalian sebagai berikut:

  1.  menggunakan varietas tahan hama/penyakit
  2. menanam tanaman yang sehat, termasuk pengendalian dari aspek kultur teknis seperti pola tanam yang tepat, pergiliran tanaman, kebersihan lapang, waktu tanam yang tepat, pengelolaan tanah dan irigasi, menanam tanaman perangkap untuk mengendalikan tikus.
  3. pengamatan berkala di lapangan.
  4. pemanfaatan musuh alami, seperti: pemangsa (predator), misalnya laba-laba, capung, ular sawah, burung hantu, katak dlsb.
  5. pengendalian secara mekanik seperti: menggunakan alat atau mengambil dengan tangan, menggunakan pagar, menggunakan perangkap.
  6. pengendalian secara fisik seperti menggunakan lampu perangkap
  7. penggunaan pestisida hanya bila diperlukan dengan: insektisida, fungisida atau molusida.

Pengendalian hama dan penyakit utama tanaman padi seperti tikus, wereng, pengferek batang dan penyakit tungro, berikut uraiannya.

Pengendalian Tikus

  1. Pengendalian tikus dengan bubu dilakukan seawal mungkin, yaitu pada saat pengolahan tanah sampai panen. Pemasangan bubu dipersemaian maupun di pertanaman merupakan salah satu cara menekan populasi tikus.
  2. Pengendalian dengan racun tikus, terdapat dua macam racun yaitu racun akut (sangat beracun, membunuh tikus dengan cepat) dan racun kronis (membunuh tikus setelah makan berulang-ulang).
  3. Pengumpanan dengan racun akut efektif dilakukan pada saat bera menjelang musim hujan, pada saat itu sumber makanan tidak tersedia.
  4. Saat pertumbuhan vegetatif umpan diletakkan di pematang dengan jarak ± 50 m antar lokasi umpan.
  5. Pada fase bunting, umpan diletakkan pada petak sawah sejauh satu meter dari pematang.
  6. Saat padi berbunga hingga panen, tikus sedang bunting atau beranak, pengemposan dengan asap belerang atau karbit merupakan cara yang efektif. Pemasangan umpan pada fase ini tidak efektif, karena sumber makanan melimpah. Namun cara tersebut dapat dikombinasikan dengan memberikan umpan berupa kepingan gula merah/jawa di sarang tikus akan mengundang semut hitam/merah yang pada gilirannya akan menyerang anak-anak tikus karena ada bau manis bekas air susu tikus.
  7. Selain cara tersebut dapat pula dikombinasikan dengan penyemprotan pestisida organik PessO Plus 20cc per 14 liter air/sprayer ditambah 2-3cc minyak serimpi, semprot merata pada tanaman padi. Aroma menyengat dari ramuan tersebut akan menjauhkan tanaman dari pemangsa tikus.


Pengendalian Wereng Coklat

  1. Tanam serempak dalam areal atau hamparan yang luas - manfaatkan kelompok tani atau gapoktan desa atau kecamatan atau beberapa kecamatan, selang waktu tanam dalam satu hamparan tidak lebih dari 3 minggu.
  2. Laksanakan pergiliran varietas.
  3. Setiap varietas jangan ditanam lebih dari 2 kali berturut-turut dalam setahunnya, selingi dengan palawija.
  4. Pembuatan pesemaian dan penyediaan bibit sehat.
  5. Hindarkan pemupukan N (Urea) berlebihan. Pupuk dengan unsur Kalium (K) dapat mengurangi keparahan akibat serangan hama wereng.
  6. Pada tanaman terserang, keringkan petakan 3-4 hari. Segera setelah panen tunggul jerami dikomposkan kemudian di bajak.
  7. Apabila dalam pengamatan ditemukan lebih dari 5 ekor wereng saat tanaman berumur kurang 40 hari, dan lebih dari 20 ekor wereng pada tanaman berumur lebih dari 40 hari. Tanaman disemprot dengan insektisida organik PessO Plus 20-30cc per 14 liter air/sprayer dengan ditambah 2cc minyak kampak serta 10-20 cc pelembut pakaian [bisa diganti dengan 1 sendok makan detergen busa rendah non soda api contoh: merk attack].
  8. Selain alternatif pada nomor 7 dapat digunakan Biopestisida Ponomu untuk mengendalikan hama wereng dan walangsangit dengan cara:


    • Sebelum digunakan sprayer harus dibersihkan dari bekas penyemprotan pestisida/fungisida/bakterisida kimia karena dapat mengurangi daya kerja Ponomu, karena ponomu berbahan aktif jamur-jamur pathogen khusus bagi organisme pengganggu tanaman tertentu seperti wereng dan walangsangit.
    • Ambil 1 sachet @ 30gram untuk 14 liter air/sprayer. Tutup rapat nozel pada sprayer sehingga dihasilkan semprotan kabut [mist]. Untuk hasil lebih baik dapat ditambahkan 10cc 4Plus atau 1 sendok makan gula pasir/jawa.
    • Semprot ke lahan yang terkena serangan wereng pada sore hari sesudah pukul 15.00. Penyemprotan dilakukan di atas permukaan tanaman dan ke bawah permukaan dengan cepat.

Pengendalian Penyakit Tungro

  1. Segera setelah panen tanah dibajak agar singgang tidak tumbuh. Tanam seawal mungkin secara serempak. Tanam serempak dalam areal atau hamparan yang luas - manfaatkan kelompok tani atau gapoktan desa atau kecamatan atau beberapa kecamatan, selang waktu tanam dalam satu hamparan tidak lebih dari 3 minggu.
  2. Pergiliran tanaman padi - padi - palawija.
  3. Gunakan varietas tahan tungro seperti Mamberamo, IR-66, dan IR-74.
  4. Mencabut tanaman yang terserang.
  5. Pengendalian secara kimiawi dilakukan sejak di pesemaian dengan insektisida karbofuran (Furadan, Curater dll), atau dengan Confidor 5 WP.

Pengendalian Penggerek Batang

  1. Sampai saat ini tidak ada varietas padi yang tahan terhadap penggerek batang. Tanam serempak dalam areal atau hamparan yang luas - manfaatkan kelompok tani atau gapoktan desa atau kecamatan atau beberapa kecamatan, selang waktu tanam dalam satu hamparan tidak lebih dari 3 minggu.
  2. Memotong jerami serendah mungkin dan di bakar.
  3. Hindarkan pemupukan N yang berlebihan, pupuk K dapat mengurangi keparahan akibat serangan penggerek batang.
  4. Segera setelah panen tunggul jerami dibakar dan dibajak.


Produk-produk  Pertanian Organik

PANEN DAN PASCAPANEN
Panen dan pascapanen perlu ditangani secara tepat karena kehilangan hasil dan penurunan mutu selama proses panen dan pascapanen masih tinggi yakni sekitar 20%. Penanganan panen dan pascapanen yang kurang baik dapat menyebabkan kualitas benih rendah.

Beberapa hal perlu diperhatikan pada saat panen adalah sebagai berikut:

  1. Panen pada waktu yang tepat. Perlu diperhatikan antara varietas yang satu dengan varietas yang lainnya kemungkinan berbeda.
  2. Cara menghitung waktu panen yang tepat adalah dengan menghitung sejak padi berbunga, biasanya panen jatuh pada 30-35 hari setelah padi berbunga. Cara lain untuk memperhitungkan waktu panen yang tepat adalah dengan melihat jumlah malai yang menguning, jika sudah ± 95% malai menguning berarti dapat segera dipanen.
  3. Pada saat panen gunakan sabit bergerigi daripada sabit biasa. Jika ada penggunaan mesin pemanen akan lebih baik.
  4. Jika perontokan menggunakan power threser, potong rumpun pada bagian tengah atau atas rumpun. Jika perontokan menggunakan pedal threser potong rumpun pada bagian bawah. Gunakan tirai penutup dan alas agar gabah tidak hilang berserakan.

Beberapa hal perlu diperhatikan pada saat pascapanen adalah sebagai berikut:

  1. pengeringan dilakukan dengan cara menjemur gabah di lantai jemur, ketebalan gabah 5-7 cm, dan dilakukan pembalikan setiap 2 jam sekali.
  2. Jika pengeringan dilakukan pada musim hujan dapat menggunakan pengering buatan. Pertahankan suhu pengering 42oC untuk mengeringkan benih, dan suhu 50oC untuk gabah konsumsi.
  3. Untuk memperoleh beras dengan kualitas tinggi, perhatikan waktu panen, sanitasi (kebersihan), dan kadar air gabah (12-14%).
  4. Simpan gabah/beras dalam wadah yang bersih dalam lumbung/gudang, bebas hama, dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Penyimpanan gabah berkadar air kurang dari 14% untuk konsumsi dan kurang dari 13% untuk benih.
  5. Gabah yang sudah disimpan dalam penyimpanan, jika akan digiling, dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar air mencapai 12-14%.
  6. Sebelum digiling, gabah yang baru dikeringkan diangin-anginkan terlebih dahulu untuk menghindari butir pecah.




disadur, ditulis kembali, dipublikasikan oleh : Khairdin Pramana Jaya, S. P., M. Pd.
sumber : file-file Pertanian Organik dan Ramah Lingkungan

Tentang Hama Penggerek Batang Padi



Hama Penggerek batang padi merupakan hama penting tanaman padi karena jika menyerang fase vegetatif mereka mematikan titik tumbuh sehingga mengurangi jumlah anakan dan jika menyerang fase generatif hama ini secara nyata merusak malai sehingga mengurangi jumlah malai yang dapat dipanen.

Terdapat empat spesies hama penggerek batang padi yaitu:

  • Penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas)
  • Penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata)
  • Penggerek batang padi bergaris ( Chilo supressalis)
  • Penggerek batang padi merah jambu (Sesamia inferens)



Imago aktif pada malam hari dan terbang kesawah untuk meletakkan telur. Pada siang hari mereka hanya berdiam diri dan bersembunyi dibalik daun padi atau gulma disekitar tanaman. Penggerek batang padi mampu terbang sejauh 2 km. Imago sangat tertarik pada cahaya dan mudah tertangkap oleh lampu perangkap saat malam gelap. Betinanya mampu bertelur hingga 200-300 butir dalam masa hidupnya selama 4 hari.

Telur diletakkan berkelompok, terdiri dari 5-200 butir per kelompok pada daun atau seludang daun. Bentuk telur, kelompok telur, dan tempat meletakkan telur bervariasi sesuai dengan spesiesnya.

Larva yang baru ditetaskan sering menggantungkan tubuhnya pada daun padi dengan benang sutera dan bila tertiup angin akan berpindah ke tanaman lainnya. Mereka kadang-kadang juga membuat tabung dari potongan daun, lalu menjatuhkan diri ke air dan berenang ke tanaman lain. Larva muda memakan daun atau seludang daun. Larva-larva instar selanjutnya masuk keseludang daun dan makan diantara seludang daun dan tangkai malai beberapa hari sebelum masuk kedalam batang. Larva yang lebih tua masuk kedalam batang dan makan pada bagian dalam batang di dekat pangkalnya. Larva instar terakhir didalam batang dapat bergerak turun kebawah permukaan tanah untuk berdiapose kalau keadaan tidak menguntungkan.

Pupa terbentuk didalam batang beberapa centimeter dibawah permukaan tanah. Imago keluar dari pupa dan merangkak keluar dari lobang keluar yang telah dibuat sebelumnya oleh larva sebelum menjadi pupa.

Kalau serangan terjadi pada vase vegetatif maka daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan. Pucuk yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut. Gejala ini biasa disebut sebagai SUNDEP. Kalau serangan terjadi pada fase generatif, maka malai akan mati karena pangkalnya dikerat oleh larva. Malai yang mati akan tetap tegak berwarna abu-abu putih dan bulirnya hampa. Malai ini mudah dicabut dan pangkalnya terdapat bekas gigitan larva. Gejala serangan pada tahap ini disebut BELUK.

Seperti kita ketahui tanaman padi saat musim kemarau sangat rentan terhadap serangan hama penggerek batang. Hal ini disebabkan karena kondisi lingkungan yang mendukung untuk berkembangnya populasi hama penggerek batang ini. Perkembangan hama penggerek batang ini akan semakin pesat ketika didukung oleh cuaca yang panas dan kondisi air yang tergenang.

Kalau kita perhatikan sebenarnya serangan hama penggerek batang ini sudah mulai saat tanaman padi berada di pesemaian. Tetapi saat di pesemaian belum menunjukkan gejala yang jelas sehingga Petani kurang waspada terhadap hama tersebut.

Telur, larva dan pupa yang berada dipesemaian akan terbawa ke pertanaman padi dan akan menunjukkan gejala ambles/ tanaman mati/ tanaman hilang saat tanaman umur 15-30 hari. Hal ini dicirikan dengan tanaman padi yang busuk dan mati, anakan semakin sedikit, bahkan tanaman padi bisa hilang ketika umur muda. Saat tanaman padi umur 30- 45 gejala ditunjukkan dengan menguningnya daun muda tanaman padi (kadang layu/ menggulung) dan mudah dicabut (sundep). Gejala ini akan berlanjut ketika tanaman memasuki vase generatif dengan gejala adanya malai tanaman padi yang tegak dan mudah dicabut karena bulirnya tidak berisi (beluk).



Karena serangan hama penggerek batang ini dimulai sejak dipesemaian maka kitapun dalam mengendalikan hama ini harus dimulai dari pesemaian. Memang cara ini sedikit bertentangan dengan konsep Pengendalian Hama secara Terpadu, tapi apa boleh buat. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mengendalikan hama ini adalah:

  1. Gunakan benih padi yang tahan terhadap serangan hama ini (situbagendit dan IR 64)
  2. Aplikasi insektisida seedtreatmen pada benih sebelum tanam (merendam benih dengan regent/ cruiser dll)
  3. Saat pesemaian umur 5 hari aplikasikan insektisida granule (regent G atau Furadan)
  4. Ketika pesemaian berumur 18 hari dan siap tanam semprot dengan insektisida (Spontan, regent, virtako, dll)
  5. Saat aplikasi pemupukan dasar/ pertama campur dengan insektisida granule sesuai dengan dosis rekomendasi. Kalau boleh saya menyarankan pakai regent atau wingran saja karena lebih ramah lingkungan.
  6. Ketika tanaman padi berumur 20 dan 40 hst semprot dengan insektisida pengendali hama penggerek batang (Spontan, virtako, regent, panser, trisula dll)
Dengan menggabungkan keenam cara pengendalian tersebut akan mempersempit ruang hidup bagi hama penggerek batang pada tanaman padi kita. Yang perlu diperhatikan adalah dalam menggunakan insektisida hendaknya yang selektif, gunakan insektisida yang benar-benar direkomendasikan untuk mengendalikan hama penggerek batang pada tanaman padi. Selain itu dalam menggunakannya juga harus sesuai dengan dosis dan konsentrasi anjuran.



 http://www.herdinbisnis.com/2013/04/tentang-hama-penggerek-batang-padi.html#.U1n1C6Lngwo

Tahukah Anda berapa Umur Paling Tepat Bibit Padi Ditanam

Tahukah Anda berapa Umur Paling Tepat Bibit Padi Ditanam ?. Dari sebuah Thread di Kaskus, setelah melalui hasil diskusi panjang dengan beberapa rekan THL TB Penyuluh Pertanian dan rekan-rekan di BPP Demung, terbersit untuk menyampaikan beberapa tips dan trik Budidaya Padi, khususnya Tanam Benih Muda. 



Bibit Muda sejak mula disarankan digunakan untuk ditanam. Umur Bibit yang paling baik adalah antara 8 s.d. 12 hari ketika bibit baru memunculkan 2 (dua) helai Daun (caranya simak pada bagian lain dalam postingan ini). Pindah tanam harus hati-hati karena batang masih lemah dan akar mudah putus dan ditanam tidak dalam. Dalam praktiknya selama ini, Umur bibit kurang dari 25 harian lebih banyak disukai pada tehnik Tanam Bibit Muda.

Kita harus memulai dari sekarang, kenapa kita masih jengah ?. Segera upayakan tanam bibit muda, jangan kuatir - sebab tanaman sudah bisa tumbuh mandiri dan tegak bersahaja pada masa-masa muda ini. Jangan kuatir, banyak yang sudah membuktikan peningkatan hasil hingga 50 % bahkan 100 persen dengan tehnik ini.

Ayolah Sobat, Jangan lantas bertahan dengan cara lama- bertanam padi dengan umur bibit sampai sebulanan gitu... Mau tanam padi kq gitu ?. Gag jamaaaaaan... O-on tauk :)

Mari kita tanam  bibit padi umur kurang dari 20 harian saja ?. Kenapa kita harus menunggu lebih lama ?. Bukankah lebih awal lebih baik ?. Selain karena  kita telah berhasil "Mengawali Start" Masa Pertumbuhan, kita juga  mengutamakan memberi masa pembentukan anakan lebih panjang dengan kita menanam bibit Muda seperti ini. 
Sebagaimana dalam postingan terdahulu, larutan garam dapat digunakan untuk memilih benih-benih bernas bermutu yang dapat digunakan sebagai calon bibit. Cara menyemaikan benih dapat menggunakan cara-cara sebagai berikut :

Cara semai semacam ini merupakan salah satu strategi Sistem IP 300 atau IP 400, dimana dalam satu tahun - lahan dapat digunakan untuk membudidayakan tanaman padi sawah sebanyak 3 kali (IP300) atau 4 kali (IP400) dengan strategi Benih Umur Genjah dan Pengolahan Lahan yang Efisien.
Secara lebih jelasnya, benih-benih tumbuh dalam bakul-bakul atau nampan-nampan menggunakan media tanam berupa tanah-tanah halus + arang halus  dan pupuk organik halus dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Berikut foto-foto nampan pendederan tersebut :


Berikut ukuran bibit yang siap pindah, perhatikan ukurannya dibandingkan dengan koin 500 Rupiah.

Simulasi proses yang menjelaskan pertumbuhan tanaman sejak tanaman muda. 
Perbanyakan anakan, merupakan sebuah strategi tersendiri yang seringkali difikirkan oleh banyak ahli untuk meningkatkan produksi bulir padi dalam satu rumpun tanaman padi. Sebagian menjelaskan strategi lainnya adalah dengan merekayasa nutrisi pada tanaman, diantaranya adalah strategi serapan unsur K dan P. Untuk menuju proses tersebut, ada 2 (dua) hal yang antara lain dapat dilakukan terhadap tanaman padi kita, yaitu stressing dan suplai nutrisi.  Strategi stressing adalah sebuah strategi dimana tanaman dipacu untuk melakukan perbanyakan anakan dengan sendirinya, yaitu dengan mengurangi asupan air. Maka dari itu pada masa-masa bibit muda antara 0 s.d. 30 hari setelah tanam, perlakuan pengurangan air - yakni tanah dibuat kering hingga macak-macak merupakan anjuran terbaik bagi tanaman. Pada masa ini asupan unsur Nitrogen hanya untuk membantu tanaman agar siap menghadapi masa pertumbuhannya, seperti melebarkan dan memanjangkan daun dan batang saja.Lebih dari itu asupan K dan P dianjurkan untuk membantu perbanyakan anakan, selain dari perbanyakan akar dan penguatan tubuhnya agar tumbuh kekar dan baik. Maka, Pupuk Organik dan NPK pada masa ini sangat dibutuhkan. 

Sementara pada masa-masa pertumbuhan anakan sedang aktif terserbut, kita disarankan  sudah melakukan proses penyiangan. Sejak awal masa pertumbuhan anakan aktif hingga pertumbuhan anakan sudah mencapai puncaknya, kita WAJIB melakukan pengawalan dengan melakukan kegiatan-kegiatan penyiangan. Kegiatan penyiangan ini merupakan sebuah transaksi yang amat penting sama halnya dengan pemupukan - bahkan lebih penting lagi. Jika kita memang ingin tanaman kita menghasilkan produksi yang fantastis.

Teman-teman pernah bilang, "Lha kui Gas Pol, Rem Pol !! hehehehe". (terjemahan bebas : lho itu sama halnya dengan sia-sia)

Apa artinya ?, ya... jika kita sudah capek-capek memelihara tanaman padi kita dengan seksama dan penuh harapan agar hasil akan maksimal dengan pemupukan dan strategi bibit muda- ternyata asupan nutrisinya justru diserap oleh tanaman lain. Suatu hal yang muspro.  Penelitian menjelaskan, pengurangan hasil akibat Gulma dan Tanaman Pengganggu lainnya tersebut antara 45%. Gulma dan Tanaman Pengganggu tersebut lebih rakus dibandingkan tanaman padi kita walaupun jumlahnya hanya 10 % saja, misalnya. Keadaan inilah yang membuat beberapa Penyuluh Pertanian merekayasa alat yang dapat memudahkan proses penyiangan ini.


Nah sejak umur tanaman 0 hari setelah tanam maka asupan nutrisi akan terus bertambah terutama terjadi pada umur tanaman sekitar umur 20 harian, proses serapan asupan akan dibutuhkan terus menerus dan tidak boleh berhenti. Apalagi terjadi pada varietas - varietas yang memang "rakus nutrisi". Strategi ini penggunaan varietas-varietas tersebut ini memang tidak cocok diberlakukan pada Budidaya Padi Organik. Biasanya tanah yang subur, akan membantu proses ini, maka dari itu - sejak Awal Pupuk Dasar yang utama adalah Pupuk Organik bukan ?.

Oke, kita kembali pada bahasan utama kita.

Tanam bibit Muda akan menambah perbanyakan anakan. Dengan semakin banyaknya anakan, semakin banyak pula malai-malai padi yang akan tumbuh. Jika malai-malai padi lebih banyak tumbuh, bulir-bulir padi akan lebih banyak pula. 

Bagaimana caranya ?

  1. Jika menggunakan Umur Bibit 8 - 12 hst (hari setelah Tebar), mohon dapatnya menanam 1 lubang 1 bibit, pegang pangkal, benamkan tangan  dan geser perlahan kedepan lalu tarik tangan perlahan berlawanan dan angkat. Demikian terus menerus. Demikianpun jika menggunakan umur bibit dibawah umur 21 hari. Hati-hati, karena akar masih mudah putus.
  2. Jarak tanam lebar 30 cm x 30 cm atau jejer legowo
  3. Jagalah pengairan dengan sistem intermiten/pengairan berselang, setiap 10 hari saluran air dibuka, dan hentikan pengairan hingga macak-macak/tanah pecah setidaknya selama 10 harian tadi, baru diairi setinggi 3 cm. Hentikan lagi air, hingga macak-macak. Begitu seterusnya. Dihentikan demikian hingga muncul bunga...jika sudah muncul bunga, pengairan harus terus menerus hingga panen.
Berikut tabel ancer-ancer waktu pengairan dan pemupukan yang disarankan (angka 0 ditandai dengan tanah pecah dan tidak ada keliatan air, sedangkan angka minus ditandai dengan tanah basah dan mulai keliatan air di belah tanah yang pecah).

keterangan :
  • hst : hari setelah tanam
  • N  I = Pemupukan Urea Pertama + Pemupukan Phonska (gunakan Kalkulator Pemupukan). Mohon perhatikan cara pemupukan urea, cara terbaik bukan dengan ditabur, tetapi dibenamkan langsung ke tanah - saat tanah sedang pecah-pecah (macak-macak)
  • N II = Pemupukan Urea Kedua (gunakan BWD).  Mohon perhatikan cara pemupukan urea, cara terbaik bukan dengan ditabur, tetapi dibenamkan langsung ke tanah. Saat tanah sedang pecah-pecah (macak-macak)
  • N III = Pemupukan Urea Ketiga + Pemupukan Phonska
  • Warna Kuning Pertama = buka pintu air, mohon lakukan pengairan pertama dengan tinggi genangan maksimal 3 cm, dilaksanakan saat tanaman  antara 3 atau 10 hari setelah tanam. setelah tergenang, silahkan tutup pintu air. biarkan tanah pecah, lakukan pemupukan pertama saat tanaman padi berumur 10 harian sejak tanam. Jika tanah sudah pecah, lakukan kembali pengairan kedua, dan ketiga. Biasanya setiap 10 harian. Silahkan buka pintu air pada hari ke 20 dan 30. Pastikan air menggenang paling tinggi 3 cm saja, dan silahkan tutup pintu air jika sudah mencapai tinggi maksimum dan pastikan pemupukan kedua dengan Pupuk Urea...pada umur likuran (20-an). P
  • Warna Kuning Kedua = Silahkan lakukan pengairan yang rutin  setiap 10 harian hingga umur tanaman 40 hari setelah tanam, dengan tinggi air 3 cm saja dan pastikan pemupukan Urea terakhir saat umur tanaman tepat 40 hari lakukan pemupukan Urea terakhir bisa ditambahkan pupuk NPK. Mohon perhatikan cara pemupukan urea, cara terbaik bukan dengan ditabur, tetapi dibenamkan langsung ke tanah. Saat tanah sedang pecah-pecah (macak-macak)
  • Warna Kuning Terakhir = Mohon buka pintu air dan mohon diatur air tidak sampai mati/tanah kekeringan. Masa buka pintu air ini tepat sehari setelah pemupukan terakhir. Jangan sampai kekurangan air hingga 10 hari sebelum Panen.
Sebagian besar foto bersumber dari kask.us. 



http://www.herdinbisnis.com/2012/11/tahukah-anda-berapa-umur-paling-tepat.html#.U1n0vqLngwo

Minggu, 21 Juli 2013

Penyakit Umum Pada Ikan Discus


Penyakit Umum Pada Ikan Discus (akuariumhias) -Menurut pengalaman para hobiis dan para peternak umumnya penyakit ikan discus yaitu dikarenakan parasit/microorganisme layaknya di bawah ini : 

1. Penyakit insang 
Banyak peternak yang alami kegagalan dikarenakan serangan penyakit insang ini, discus yang diserang tidka tunjukkan tingkah laku yang mencurigakan, penyakit bisa diketahui bila kita jeli mengamati kegiatan pernafasan ikan, layaknya gerakan menutup insang serta mulut ikan. ikan yang sehat dapat buka tutup insan serta mulutnya dengan ritme yang sama serta enjoy. namun yangn terkena tanda-tanda penyakit ini, dapat tampak bernafas terengah-engah. penyembuhan yang biasa ampuh yaitu melarutkan formalin dengan dosis 4ml/100 lt serta dibairkan 24 jam. tiap-tiap hari diganti air baru serta larutkan formalin diulang hingga 3 hari. disamping itu juga larutkan garam dapur ( nnacl ) dengan dosis 500 g/100lt, air diberi aerasi yang kuat agar cepat larut. serta paling akhir bila tetap membandel imbuhkan larutan pk, hanya mesti hati2 dikarenakan bila salah penyembuhan ikan bisa mati. dosis 1g/175 lt ditambah aerasi kuat sepanjang 2jam-an. 

2. Penyakit NDD ( New Discus Disease) 
Penyakit ini sangat ditakuti peternak discus dikarenakan amat gampang menular. Jika setetes air terkontaminasi maka penyakit ini segera menular. Karenanya tiap-tiap akuarium mesti memiliki perlaatan sendiri. Pemicunya yaitu ph air yang terlampau tinggi, banyak memiliki kandungan logam berat atau air kurang diinapkan. 

Suhu air di bawah angka 28 celcius juga mengakibatkan daya tahan discus alami penurunan mencolok, disamping itu pakan alam juga dapat jadi pembawa microorganisma penyakit tersebut. Tanda-tanda penyakit ini terlihat dari tingkah discus yang layaknya stress, warna lantas gelap atau hitam, seluruh sirip serta ekor menguncup. 

Dapat nampak selaput putih yang semakin menebal serta melebar keseluruh tubuh. Serta parahnya discus dapat kerap merebah didasar, disudut atau apalagi dipermukaan aquarium. Apabila tidak segera diobati discus tubuhnya aka membengkak serta berakhir dengan kematian. 

Penyembuhan penyakit ini dengan melarutkan gabungan chlorampenicol (antibiotik) degan dosis 2 gram ditambah acriflavine (antiprotoza) dengan dosis 0, 3 gram serta garam dapur dengan dosis 5 sendok makan. seluruh obat dilarutkan dengan aerasi yang kuat serta didalam suhu 32 celcius. Jika ikan telah didalam stadium kronis baiknya air dikuiras keseluruhan tiap-tiap 3 hari sekali, sembari diberi obat gabungan layaknya tersebut di atas. 

3. Mata berkabut ( cloudy eye ) 
Dikarenakan jamur yang menyerang mata. mata ikan dapat terlihat memutih layaknya tertutup selaput. lama kelamaan selaput itu semakin menebal serta mencukupi semua permukaan retina mata ikan. Jika dilewatkan pupil mata ikan dapat mngecil serta discus dapat alami kebutaan. 

Penyembuhan : larutkan gabungan chlorampenicol dengan dosis 1.5 gram /100 lt air dengan acriflavine dosis 0, 3 gram/100 lt sepanjang 5 - 7 hari. 

4. Berak putih 
Gejalanya ikan tunjukkan turunnya nafsu makan. setelah itu usus discus akna terinfeksi oleh bakteri flagelata spironucleus. Efek parahnya pencernaan discus terganggu hingga tubuhnya jadi kurus, serta apabila dilewatkan perutnya dapat membuncit, kotorannya dapat berwarna putih layaknya pita memanjang serta jadi terputus putus.

Penyembuhan penyakit ini mengonsumsi waktu lama, jikalau pulih ikan discus dapat jadi mandul. penyembuhan larutkan metronidazole dosis 2 gram/100 lt,. dengan suhu air stabil 32 celcius.