Hama Penggerek
batang padi merupakan hama penting tanaman padi karena jika menyerang
fase vegetatif mereka mematikan titik tumbuh sehingga mengurangi jumlah
anakan dan jika menyerang fase generatif hama ini secara nyata merusak
malai sehingga mengurangi jumlah malai yang dapat dipanen.
Terdapat empat spesies hama penggerek batang padi yaitu:
- Penggerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas)
- Penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata)
- Penggerek batang padi bergaris ( Chilo supressalis)
- Penggerek batang padi merah jambu (Sesamia inferens)
Imago aktif
pada malam hari dan terbang kesawah untuk meletakkan telur. Pada siang
hari mereka hanya berdiam diri dan bersembunyi dibalik daun padi atau
gulma disekitar tanaman. Penggerek batang padi mampu terbang sejauh 2
km. Imago sangat tertarik pada cahaya dan mudah tertangkap oleh lampu
perangkap saat malam gelap. Betinanya mampu bertelur hingga 200-300
butir dalam masa hidupnya selama 4 hari.
Telur
diletakkan berkelompok, terdiri dari 5-200 butir per kelompok pada daun
atau seludang daun. Bentuk telur, kelompok telur, dan tempat meletakkan
telur bervariasi sesuai dengan spesiesnya.
Larva yang baru
ditetaskan sering menggantungkan tubuhnya pada daun padi dengan benang
sutera dan bila tertiup angin akan berpindah ke tanaman lainnya. Mereka
kadang-kadang juga membuat tabung dari potongan daun, lalu menjatuhkan
diri ke air dan berenang ke tanaman lain. Larva muda memakan daun atau
seludang daun. Larva-larva instar selanjutnya masuk keseludang daun dan
makan diantara seludang daun dan tangkai malai beberapa hari sebelum
masuk kedalam batang. Larva yang lebih tua masuk kedalam batang dan
makan pada bagian dalam batang di dekat pangkalnya. Larva instar
terakhir didalam batang dapat bergerak turun kebawah permukaan tanah
untuk berdiapose kalau keadaan tidak menguntungkan.
Pupa terbentuk
didalam batang beberapa centimeter dibawah permukaan tanah. Imago keluar
dari pupa dan merangkak keluar dari lobang keluar yang telah dibuat
sebelumnya oleh larva sebelum menjadi pupa.
Kalau serangan
terjadi pada vase vegetatif maka daun tengah atau pucuk tanaman mati
karena titik tumbuh dimakan. Pucuk yang mati akan berwarna coklat dan
mudah dicabut. Gejala ini biasa disebut sebagai SUNDEP. Kalau serangan
terjadi pada fase generatif, maka malai akan mati karena pangkalnya
dikerat oleh larva. Malai yang mati akan tetap tegak berwarna abu-abu
putih dan bulirnya hampa. Malai ini mudah dicabut dan pangkalnya
terdapat bekas gigitan larva. Gejala serangan pada tahap ini disebut
BELUK.
Seperti kita
ketahui tanaman padi saat musim kemarau sangat rentan terhadap serangan
hama penggerek batang. Hal ini disebabkan karena kondisi lingkungan yang
mendukung untuk berkembangnya populasi hama penggerek batang ini.
Perkembangan hama penggerek batang ini akan semakin pesat ketika
didukung oleh cuaca yang panas dan kondisi air yang tergenang.
Kalau kita
perhatikan sebenarnya serangan hama penggerek batang ini sudah mulai
saat tanaman padi berada di pesemaian. Tetapi saat di pesemaian belum
menunjukkan gejala yang jelas sehingga Petani kurang waspada terhadap
hama tersebut.
Telur, larva
dan pupa yang berada dipesemaian akan terbawa ke pertanaman padi dan
akan menunjukkan gejala ambles/ tanaman mati/ tanaman hilang saat
tanaman umur 15-30 hari. Hal ini dicirikan dengan tanaman padi yang
busuk dan mati, anakan semakin sedikit, bahkan tanaman padi bisa hilang
ketika umur muda. Saat tanaman padi umur 30- 45 gejala ditunjukkan
dengan menguningnya daun muda tanaman padi (kadang layu/ menggulung) dan
mudah dicabut (sundep). Gejala ini akan berlanjut ketika tanaman
memasuki vase generatif dengan gejala adanya malai tanaman padi yang
tegak dan mudah dicabut karena bulirnya tidak berisi (beluk).
Karena serangan
hama penggerek batang ini dimulai sejak dipesemaian maka kitapun dalam
mengendalikan hama ini harus dimulai dari pesemaian. Memang cara ini
sedikit bertentangan dengan konsep Pengendalian Hama secara Terpadu,
tapi apa boleh buat. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk
mengendalikan hama ini adalah:
- Gunakan benih padi yang tahan terhadap serangan hama ini (situbagendit dan IR 64)
- Aplikasi insektisida seedtreatmen pada benih sebelum tanam (merendam benih dengan regent/ cruiser dll)
- Saat pesemaian umur 5 hari aplikasikan insektisida granule (regent G atau Furadan)
- Ketika pesemaian berumur 18 hari dan siap tanam semprot dengan insektisida (Spontan, regent, virtako, dll)
- Saat aplikasi pemupukan dasar/ pertama campur dengan insektisida granule sesuai dengan dosis rekomendasi. Kalau boleh saya menyarankan pakai regent atau wingran saja karena lebih ramah lingkungan.
- Ketika tanaman padi berumur 20 dan 40 hst semprot dengan insektisida pengendali hama penggerek batang (Spontan, virtako, regent, panser, trisula dll)
Dengan menggabungkan keenam cara pengendalian tersebut akan mempersempit ruang hidup bagi hama penggerek batang pada tanaman padi kita. Yang perlu diperhatikan adalah dalam menggunakan insektisida hendaknya yang selektif, gunakan insektisida yang benar-benar direkomendasikan untuk mengendalikan hama penggerek batang pada tanaman padi. Selain itu dalam menggunakannya juga harus sesuai dengan dosis dan konsentrasi anjuran.
http://www.herdinbisnis.com/2013/04/tentang-hama-penggerek-batang-padi.html#.U1n1C6Lngwo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar